Saturday 17 August 2013

Mempermalukan orang lain di depan umum

Assalamualaikum wr wb
Bismillahirrohmanirrohim..

Dulu zaman SMA aku ga sengaja dari dalam taxi pernah ngeliat kakak kelasku yang macarin adik kelasnya, mukul kepala ceweknya itu di pinggir jalan. Si cewek emang jadi keliatan bego, dan si cowok jadi kelihatan menjijikkan. Sejak saat itu sang kakak kelas yang notabene terkenal sebagai murid yang baik, rapih, ramah dan pinter pengen aku jitak setiap papasan dengan dia. Tak lama berselang terdengar kabar dari teman-temannya yang dia udah putus dan pengen deketin aku. WHATTT!!! bisa-bisa kepalanya pitak semua bekas benjolan abis aku jitak hahhaha...

Zaman kuliah aku pernah dipermalukan oleh seorang sahabat dekat di kelas. dan itu menyakitkan kawan. Aku emang udah maafin dia hari itu juga. tapi untuk bersahabat seperti biasanya, maaf aja. Hatiku berdarah-darah teman. kalau saja kau menamparku di dalam ruangan yang hanya ada kita berdua, mungkin akan lebih mudah bagiku untuk membina hubungan kita seperti semula. akhirnya setelah sepuluh tahun berlalu aku baru bisa sedikit bercanda dengan dia hihi... aku bukan pendendam, tapi pemendam.

Aku juga pernah dipermalukan atasanku di depan teman-teman sekantor, memang tidak menyebut nama. Tapi yang disindir jelas aku and only me. But its ok jendral!! coz u mean nothing for me. dirimu ga terlalu berarti buat aku hingga kau pikir bisa nyakitin perasaan aku. Ada dan tiada dirimu ga akan mempengaruhi perasaanku hehehe..

Aku berfikir, kalau kalau orang lain atau sahabat mempermalukan kita, bisa aja kita langsung ngacir menjauhi mereka. Bagaimana nasib istri atau suami yang dipermalukan pasangan di depan umum. Mungkin ketika di pasar kita sering melihat adegan ini. biasanya di toko yang dikelola oleh sepasang suami istri, ga jarang kita dengar salah seorang berteriak pada yang lainnya hanya karena geraknya lambat, atau tak menemukan barang yang disuruh cari.

Pernah waktu makan di sebuah Mall suaminya sibuk ngomelin istrinya karena istrinya lambat nyamperin serombongan calon pelanggan sehingga membuat pelanggannya kabur. Padahal aku lihat waktu itu pelanggan sedang ramai, istrinya merangkap jadi kasir dan pelayan yang mengantar makanan sedangkan suaminya cuma mandorin aja bolak-balik then sibuk nyamperin istrinya trus ngomel-ngomel. Aku sampe ngabur takut anak-anakku nonton adegan yang ga layak itu.

Yang jadi pertanyaan gimana pasangan suami istri itu  menjalani hubungannya di rumah? apakah tetap mesra? romantis? bahagia? bagaimana dengan anak-anaknya? akankah terlahir anak-anak soleh dan solehah dari rumah yang mempertontonkan ketegangan urat leher dan tetesan air mata?

Astaghfirullah...
Semoga kita termasuk golongan yang selalu berusaha menjaga harga diri orang-orang terkasih dan siapapun di depan umum. Aamiin YRA.




No comments:

Post a Comment